Selasa, 29 Juli 2014

Blue is The Warmest Color : (Bisa Jadi) Cerita Kita Semua

Ngga perlu jadi lesbian buat bilang film ini punya cerita yang bagus. Buat ku ini film "Blue is The Warmest Color" bukan-lah film yang menginspirasi, tapi film kesadaran. Sadar, yang namanya pasangan itu wajib ada kepercayaan dan kesetiaan.

Acting dari Adele dan Emma dalam film ini perlu diacungin dua jempol (atau lebih). Basicly, mereka bukanlah sepasang lesbian, tapi keduanya mampu memerankan emosional hingga sex scene dengan sangat amat baik. Realistis yang bikin pusing :p

Buat orang yang baru pertama kali menjadi Lesbian, seperti yang Adele alami, hubungan sesama jenis tentu menjadi bittersweet buat hidupnya. Senang karena memiliki pasangan yang mengerti segalanya, tapi menjadi masalah karena lingkungan dan budaya yang ada.

Dalam ketakutan dan kebahagiaannya, Adele tetap mencintai Emma dengan caranya. Sedikit cara yang salah adalah menjalin hubungan kamuflase dengan seorang pria dari tempat kerjanya. Tambah salah karena Adele bohong pada Emma. Saat emosional scene inilah, aku menyadari pentingnya kepercayaan dan kesetiaan.

Adele dan Emma (Blue Is The Warmest Color, 2014)
Cukup lama untuk aku mengambil intisari dari film ini. Perlu menontonnya 2 – 3 kali. Terlalu kompleks buatku apakah hubungan dalam film ini menjadi berat karena hubungannya sesama jenis atau karena dalam hubungan ini, Adele dan Emma tidak bisa menjaga kedua hal wajib tersebut?

Jangan lihat kesamaan gender dari film ini, tapi perlu disadari, kadang orang tau apa yang baik untuk hubungannya dengan pasangan, tapi ngga tau gimana cara menggunakannya atau menjaganya. Kadang pikiran “ya dia harusnya sih ngerti ya, kenapa gue begini” itu jadi asumsi yang bisa menghancurkan hubungan.

Setidaknya ini yang aku alami. Kamis (24/6) jadi hari yang disayang dan dibuang dari dia yang masih ku sayangi. Dia mungkin telah kehilangan rasa percaya dan setia dari diriku. Tapi malam itu, aku bukan meminta 2 hal ini. Aku meminta apakah mau memperbaiki kesalahan yang pernah ada dan membangunnya kembali, bersama?

Percaya dan setia mungkin sudah tak ku lihat juga dari dirinya. Tapi perasaan yang sama untuk bersama, kenapa dibuang begitu saja? – kalau disambungin ke film ini, hubungan Adele dan Emma pun berakhir seperti ini. Entah film yang seperti kisahku, atau sebaliknya. Faktanya, dalam penolakkan pasti ada kesedihan. Mungkin ini film yang pas buat kamu tonton kalau lagi kangen sama mantan :')

“Percaya dan setia itu ada karena komunikasi. Kita bisa karena kita telah lama bicara dan mendengar. Cuma sayangnya, belakangan.... kita lupa bagaimana cara jujur pada diri sendiri. Mungkin ini yang jadi alasan sulitnya kita untuk berkomunikasi (lagi).”