Minggu, 13 April 2014

The Help : Definisi Pembantu

Nonton film jadi kangen atau ngarep punya pasangan seperti pria pemeran utama, mungkin udah biasa. Nah, ini.. nonton film kok kangennya sama pembantu jaman kecil dulu. Ngga aneh sih, tapi efek sampingnya itu : 'dulu kok gue jahat banget sama si Mba?!'

"The Help : Change Begins with A Whisper"
'The Help' (2011) merupakan film yang menceritakan kisah seorang pembantu di America tahun 1960-an yang masih kental dengan pandangan kulit hitam dan kulit putih. Dari film ini, Emma Stone (Skeeter) menjadi penggerak roda perubahan akan pandangan sikap kekerasan terhadap pembantu masa itu melalui buku yang diterbitkannya. We can see the different side!

Kalau kamu sudah menonton film '12 Years A Slave', cerita 'The Help' ini versi wanitanya-lah. Semi-dokumenter yang menarik untuk ditonton. Terlebih lagi nilai kemanusiaan yang bisa diambil.

Saat nonton ini, aku ngga berhenti komentar.. 'ada ya orang sejahat itu?'.
Dan jawaban ku adalah, 'aku adalah orang itu, dulu!'

Saat kecil aku punya pembantu, namanya Mba Siah. Dari aku belum bisa berjalan sampai aku usia 4 tahun, ia adalah pendamping setia. Lebih dari Ibuku sendiri. Entah dapat dimaklumi atau tidak, di usiaku saat itu, aku ternyata antagonis terhadap kasih sayang Mba Siah. Melempar barang, teriak, jambak, atau hal gemes menjelang kasar lainnya aku perlakukan secara tidak sopan padanya.

Sampai suatu ketika, Mba Siah menikah dan lebih sayang pada anaknya, dibandingkan aku. Sedih dan kehilangan! Di usiaku menjelang 5 tahun, aku mulai mengungkapkan betapa sayangnya aku sama Mba Siah. Hampir tiap malam, aku memilih untuk tidur di kamarnya dibandingkan dengan Ibu atau Oma-ku sendiri. 

Fenomena dalam film ini membawaku pada diriku yang tak tahu diri, dulu. Beranjak tua, mulai berpikir betapa berartinya definisi pembantu. Pembantu adalah seorang yang membantu. Digaji atau tidaknya, ini didefinisikan dalam ranah yang berbeda. Jika ku tanya, apa bedanya kita (para pekerja) dan pembantu? Toh, kita kan sama-sama bekerja. Tapi kenapa kita tidak mau disebut 'pembantu'?

Strata pendidikan, sosial, dan ekonomi-lah yang membuat berbeda. Maka dari itu, aku menyebutnya ini dalam ranah yang berbeda. 

Pesan moril yang aku bawa dari film ini sungguh membuatku terbuka. Ketika semua orang bekerja untuk memenuhi kebutuhannya, maka hargailah jika caranya berbeda. In positive way ya!

Ingatkan siapapun untuk tetap tertawa saat bekerja. Baik dia, pria lusuh yang ada di kubikal sebagai petugas parkir ataupun wanita renta yang memilih membesarkan anak tuan besar dibandingkan anaknya sendiri. 
"Semua orang memiliki bebannya masing-masing. Jika kita tidak bisa membantu meringankannya, jangan mempersulitnya. Kita semua sama, manusia biasa yang berusaha untuk melanjutkan hidup di dunia secara layak" - by me