Sabtu, 13 Agustus 2016

Sing Street: "Sukses Imitasi"

Ngga selamanya imitasi itu merugikan. Mungkin ini salah satu proses buat dapetin yang namanya: jati diri.

Sama aja kaya di film ini, Sing Street akhirnya punya ciri sendiri karena kesuksesan imitasi. Gaya berpakaian sampai melodi pun mengikuti dari apa yang mereka sukai. Tapi poin apa sih sebenernya yang membuat film yang diperankan Ferdia Walsh-Peelo dan Mark McKenna ini sukses menarik perhatian?

Sing Street (2016)

Improvisasi imitasi ini PENTING!
Dan nyatanya, proses improvisasi ini yang agak malas dilakukan. (Ya ngga sih?!)

Dalam bidang musik, kita seringkali "ah gue kira lagu ini" yang menunjukkan ada kesamaan melodi antara satu lagu dengan lainnya. Eits, tenang... ini bukan imitasi. Ini improvisasi. Beda halnya kalau imitasi yang kemudian kita sebut dengan barang KW. Ya ini merugikan, bagi pengguna dan negara (bahkan). 

Di kehidupan nyata, imitasi kehidupan orang lain yang paling sering dilakukan dengan alasan terinspirasi. Tentu kita melakukan imitasi poin positifnya dan improvisasi dengan menyesuaikan beberapa hal dengan kemampuan dan kenyamanan. Ini juga yang aku lihat dari film yang disutradarai John Carney

Duran Duran versi Sing Street

Depeche Mode versi Sing Street

The Cure versi Sing Street
Secara keseluruhan, aku harus acungi 4 jempol karena dari sisi cerita sukses menggambarkan pentingnya improvisasi sebagai bagian dari proses sebuah karya seni. Dan ini bisa juga berlaku untuk kita yang bekerja dalam bidang kreatif. Tak perlu takut melakukan imitasi, tapi jangan lupa improvisasi. Inovatif mungkin ngga, tapi sesuai dengan jati diri (user, klien, campaign objective, dan budget, hehehe...)

BTW, semua lagu di film ini sangan entertaining. Rekomendasi banget!

1. The Riddle of The Model


2. Drive It Like You Stole It